Setelah Pokja menetapkan sistem dan zona sanitasi untuk perencanaan jangka panjang. Pokja juga sudah menetapkan gambaran umum target pembangunan infrastruktur jangka menengah dan jangka pendek, termasuk pemilihan teknologinya. Pemilihan teknologi akan banyak ditentukan oleh berbagai aspek seperti kelembagaan, peraturan, pendanaan (Pemerintah, swasta, masyarakat), dan aspek partisipasi masyarakat. Termasuk aspek jender dan kemiskinan. Dengan mempertimbangkan aspek-aspek ini pula, Pokja bisa menentukan tahapan untuk membangun infrastruktur yang telah disepakati untuk jangka panjang.
Sebagai contoh, karena biaya memasang perpipaan air limbah (sewerage) sangat mahal, maka dalam jangka pendek dan (mungkin) jangka menengah, Pokja bisa meminta/menganjurkan setiap rumah tangga untuk membangun tangki septik sesuai standar. Karena belum ada sewer, air buangan tangki septik boleh dialirkan ke saluran drainase, dengan sedikit mengorbankan kualitas air sungai. Selanjutnya secara bertahap, kota merencanakan pembangunan perpipaan. Fungsinya untuk mengalirkan air buangan tersebut dan mengolahnya di unit pengolahan air limbah yang juga harus dibangun.
Pada kegiatan sebelumnya, Pokja telah berhasil mengidentifikasi isu-isu strategis dan kemungkinan hambatan, serta berhasil merumuskan arah pengembangan sektor sanitasi kota. Dengan hasil ini, sebenarnya Pokja tinggal selangkah lagi bisa merumuskan strategi pembangunan sanitasi yang mencakup semua subsektor dan seluruh aspek. Strategi yang dirumuskan ini akan menjadi salah satu dasar identifikasi awal program dan kegiatan, yang akan dijelaskan pada bagian selanjutnya Manual ini.
Strategi sanitasi bisa dirumuskan dengan menganalisis (SWOT) isu-isu strategis dan kemungkinan hambatan tersebut, yakni dengan analisis S-O, S-T, W-O, dan W-T. Selanjutnya, Pokja dapat merangkum hasilnya menjadi strategi sanitasi kota yang mencakup semua subsektor (teknis) dan seluruh aspek (kelembagaan, keuangan, partisipasi masyarakat, komunikasi, peran swasta).
Perlu diingat, perumusan strategi dengan analisis SWOT tidak selalu menghasilkan strategi yang komprehensif dan terintegrasi. Cara efektif untuk memastikan agar strategi yang disusun seiring dengan sasaran sanitasi yang ditetapkan, maka Pokja perlu membaca satu per satu strategi yang dirumuskan dan menyandingkannya dengan sasaran sanitasi. Jika masih sesuai, maka strategi tersebut bisa ditetapkan. Jika sebuah rumusan strategi tidak seiring dengan sasaran sanitasi, maka Pokja bisa merumuskan ulang. Kadang-kadang, analisis SWOT ini tidak menghasilkan rumusan strategi, tetapi justru rumusan program atau bahkan kegiatan. Dalam hal demikian, Pokja harus memisahkannya dari rumusan strategi, tetapi tetap menyimpannya sebagai input untuk program/kegiatan.
Jika perumusan dengan analisis SWOT masih dipandang kurang, Pokja bisa menambahkan rumusan strategi lain dengan merujuk pada sasaran sanitasi.
Selanjutnya, setelah strategi selesai dirumuskan, Pokja bisa melangkah dengan melakukan identifikasi awal program dan kegiatan (subsektor dan aspek nonteknis) dengan tetap merujuk pada sasaran dan hasil rumusan (zona dan sistem serta tingkat layanan sanitasi).
Sumber: Manual TTPS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar